Jumat, 16 November 2012

MANIPULASI KEJIWAAN


Natural Crowded dan Manipulasi

Kebingungan alamiah telah membuat orang tua serba salah dalam mengelola putra/putrinya. Ketika mereka bermaksud untuk melindunginya, orang dewasa memiliki kecenderungan untuk melakukan manuver-manuver yang justru membuat putra/putrinya menjadi sangat tidak aman dan semakin membutuhkan perlindungan atau dengan kata lain tidak dapat mandiri.

Perlu dicatat bahwa hubungan antara orang tua dengan anak sangatlah vertikal. Dalam konteks ini orang dewasa akan menjadi sebuah basis kekuasaan yang tentu akan memunculkan hak kekuasaan yang tiada batasnya terhadap anak-anak mereka.

Di negara-negara maju hubungan antara orang tua dengan anak menjadi benar-benar horisontal sejalan dengan usia anak tersebut menjadi dewasa (16 sampai 17 tahun). Di negara-negara Asia sampai pada usia 22-25 tahun. Di Indonesia rata-rata hubungan horisontal baru dimulai pada individu saat ia berusia 32 tahun.


Hubungan vertikal ini akan menyebabkan terjadinya pola bentuk kekuasaan antara orang dewasa dengan anak pada khususnya.
Manipulasi akan sering terjadi manakala hubungan yang terjadi menjadi begitu tidak harmonis. Manipulasi akan dilakukan oleh orang dewasa untuk mengantisipasi kebingungannya dalam mengelola anak-anak mereka.


Manipulasi dalam konteks diatas dapat dikonotasikan dengan sebuah usaha untuk melakukan sesuatu hanya dengan satu tujuan yakni untuk kepentingan pelakunya dan tanpa mempedulikan kepentingan individu yang diperlakukannya.

Ketika orang dewasa melakukan manipulasi, maka ia akan menggunakan dan atau mengendalikan, dan mengembangkan serta memakai cara-cara tertentu untuk kepentingannya secara subjektif tanpa melihat kepentingan subjek lainnya. Sangat disayangkan bahwa manipulasi selalu akan menimbulkan penderitaan bagi individu yang dimanipulir. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar